Jakarta, KilasDunia – Kanker usus besar merupakan salah satu jenis kanker yang dapat dicegah dengan deteksi dini. Skrining secara rutin dapat membantu menemukan polip atau sel kanker pada tahap awal, sehingga pengobatan bisa lebih efektif. Berikut beberapa metode skrining yang direkomendasikan untuk mendeteksi kanker usus besar sejak dini.
- Tes Feses (Fecal Occult Blood Test / FIT Test)
Tes ini bertujuan untuk mendeteksi adanya darah samar dalam feses yang bisa menjadi tanda adanya polip atau kanker usus besar. FIT test lebih sensitif dibandingkan metode lama dan tidak memerlukan diet khusus sebelum pemeriksaan. - Kolonoskopi
Kolonoskopi adalah metode skrining yang paling akurat untuk kanker usus besar. Prosedur ini memungkinkan dokter untuk melihat langsung kondisi usus besar dan mengambil sampel jaringan jika diperlukan. Jika ditemukan polip, dokter dapat langsung mengangkatnya selama prosedur. - Sigmoidoskopi Fleksibel
Mirip dengan kolonoskopi, tetapi hanya memeriksa bagian bawah usus besar. Prosedur ini lebih cepat dan tidak memerlukan persiapan sebanyak kolonoskopi, tetapi mungkin tidak mendeteksi polip yang berada di bagian atas usus besar. - Tes DNA Feses (Stool DNA Test)
Tes ini mendeteksi perubahan genetik dalam sel yang terdapat di feses. Jika ada mutasi yang mencurigakan, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan lebih lanjut. - CT Colonography (Virtual Colonoscopy)
Merupakan metode pencitraan non-invasif yang menggunakan teknologi CT scan untuk mendapatkan gambaran detail usus besar. Meskipun tidak seakurat kolonoskopi dalam mengambil sampel jaringan, metode ini menjadi alternatif bagi pasien yang tidak dapat menjalani prosedur invasif.
Deteksi dini kanker usus besar sangat penting untuk meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan. Dengan memilih metode skrining yang sesuai dan menjalani pemeriksaan secara rutin, risiko terkena kanker usus besar dapat dikurangi.