Terdapat Korban Antrean LPG 3 kg , Bahlil Minta Maaf

Jakarta, KilasDunia – Timbul korban jiwa akibat antrean pembelian LPG tabung 3 kg di wilayah Tangerang Selatan, Banten, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan permohonan maaf.

“Kami pemerintah pertama memohon maaf atas kejadian tersebut, ini semata-mata kami lakukan untuk penataan,” ucap Bahlil setelah melakukan sidak salah satu pangkalan LPG 3 kg di wilayah Palmerah Jakarta, Selasa.

Bahlil menerangkan bahwa pemerintah terus melakukan perbaikan kebijakan untuk mencegah situasi memburuk.

Salah satu langkah yang di tempuh dengan mengubah status pengecer menjadi sub-pangkalan, sehingga pengecer dapat menjual LPG 3 kg lagi.

Bahlil menyadari, garda terdepan distribusi LPG 3 kg yang menghubungkan pangkalan dengan masyarakat luas adalah pengecer.

“Apa yang kami lakukan pagi dan malam ini merupakan respons. Kami ingin rakyat mendapatkan LPG dengan baik dan gampang,” ujar Bahlil.

Mentri Bahlil mengatakan bahwa pengecer LPG 3 kg kembali beroperasi, tetapi berganti nama menjadi sub-pangkalan.

Sedangkan tujuan dari pengoperasian kembali pengecer LPG 3 kg, untuk menormalkan kembali jalur distribusi gas bersubsidi tersebut kepada masyarakat.

ia pun menyampaikan saat ini sebanyak 370 ribu pengecer sudah terdata sebagai sub-pangkalan dari LPG 3 kg.

Dan untuk para pengecer yang belum terdaftar sebagai sub-pangkalan, ia menyampaikan Kementerian ESDM akan secara aktif bersama Pertamina membekali mereka dengan sistem aplikasi dan membantu proses mereka menjadi sub-pangkalan.

Terkait kabar warga RT/RW 001/007, Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), bernama Yonih (62) yang dilaporkan meninggal dunia diduga kelelahan pasca mengikuti antrean pengambilan tabung gas elpiji 3 kg subsidi di wilayah tersebut pada Senin (3/2) Bahlil menyampaikan Permohonan maaf.

Informasi duka cita tersebut disampaikan oleh Saeful, Ketua Rukun Tetangga (RT) 001, Pamulang Barat, Yonih diduga mengalami kelelahan yang menjadi faktor utamanya kematiannya.

Baca juga  Prabowo Panggil Jaksa Agung hingga Kepala PPATK, Bahas Korupsi dan Perizinan Ilegal

Ia menuturkan saat itu almarhumah ikut antrean di pangkalan tabung gas elpiji yang letaknya sekitar 300 meter dari rumah duka.

Usai mendapatkan gas, almarhum kemudian pulang dan di tengah jalan sempat istirahat.

Saiful juga mengungkapkan setelah mengetahui kondisi almarhumah membutuhkan penanganan medis, keluarga korban membawa Yonih ke rumah sakit terdekat.

Namun, sebelum dibawa ke RS, Yonih diketahui telah menghembuskan napas terakhir.

News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *