Jakarta, KilasDunia – Polestar, produsen mobil listrik (EV) China-Swedia, mencatat lonjakan penjualan sebesar 76% pada kuartal pertama (Q1) 2025.
Pada periode ini, Polestar berhasil menjual 12.304 unit, jauh meningkat dibandingkan 6.975 unit pada Q1 2024. Kenaikan ini menjadi sinyal kuat bahwa pasar EV semakin kompetitif, terlebih dengan mulai melambatnya dominasi Tesla.
Polestar merupakan merek kolaborasi antara Volvo Cars dari Swedia dan Geely, perusahaan otomotif raksasa asal China. Dengan kantor pusat di Gothenburg, Swedia dan sebagian besar produksi dilakukan di Chengdu, China, Polestar menjadi contoh nyata sinergi lintas negara dalam industri EV.
Lonjakan penjualan ini disebut tidak lepas dari strategi pemasaran yang cerdas. Salah satunya adalah memanfaatkan momen boikot terhadap Tesla yang tengah ramai di berbagai wilayah. Polestar menargetkan pemilik Tesla secara langsung dengan penawaran diskon besar-besaran.
Diskon hingga US$20.000 (sekitar Rp320 juta) diberikan untuk pembelian Polestar 3 bagi pemilik Tesla, menjadikan perpindahan ke merek ini semakin menarik.
Dengan langkah agresif ini, Polestar bukan hanya meraup angka penjualan, tetapi juga mulai membentuk citra sebagai alternatif premium dari Tesla. Ke depan, apakah tren ini akan berlanjut dan mampu mengubah peta persaingan pasar EV?